Ada Empat Negara yang Cetak Uangnya di Indonesia, Simak Daftarnya
Indonesia memiliki BUMN Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia) yang bertugas mencetak dokumen penting. Mulai dari uang rupiah, paspor, prangko, materai hingga sertifikat tanah.
Perusahaan ini resmi didirikan pada tahun 1971, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 60. Perum Peruri adalah peleburan antara 2 perusahaan, yakni PN (Perusahaan Negara) Arta Yasa dan PN Pertjetakan Kebajoran.
Menariknya, perusahaan pelat merah itu tak hanya mencetak uang untuk Indonesia. Ada empat negara yang ternyata mempercayakan Perum Peruri untuk mencetak uangnya. Berikut daftar lengkapnya:
Melansir laman Lifepal, Malaysia telah menggunakan mata uang sebagai alat transaksi sejak di bawah kekuasaan Inggris. Mata uang yang digunakan yaitu uang ringgit atau RM.
Usai kemerdekaan di tahun 1967, Bank Negara Malaysia sebenarnya menerbitkan mata uang baru yakni dolar Malaysia. Mata uang itu digunakan sebagai alat pembayaran dan mengganti mata uang sebelumnya.
Namun, Pemerintah Malaysia menerbitkan Ringgit Malaysia baru pada 1993 untuk menggantikan dolar tersebut. Usut punya usut, ringgit bukanlah berasal dari bahasa Melayu (bahasa resmi Malaysia). Kata ini merupakan bahasa Spanyol yang artinya mengarah pada uang koin perak abad ke-16 dan 17.
Sementara itu dalam keterangan yang ada di laman Instagram BUMN Info, Malaysia telah cukup lama bekerja sama dengan Peruri perihal pencetakan uang ringgit. Kerja sama itu dilakukan sejak tahun 2010 oleh keduanya. Tak hanya ringgit, Peruri juga membantu Malaysia dalam perihal percetakan paspor.
Selanjutnya, ada Nepal yang juga mencetak uangnya di Indonesia. Negara ini disebut menjadi klien terbesar yang dimiliki Peruri pada tahun 2017. Peruri mencetak NPR (Rupee Nepal) dalam pecahan 1.000 rupee dengan jumlah 30 juta dan 500 rupee sejumlah 20 juta lembar sejak tahun 2007.
Selain itu, Peruri juga berkesempatan untuk mencetak cukai rokok bagi Nepal. Di tahun 2011, Peruri mendapat kontrak untuk mencetak Rupee Nepal dengan nilai USD11,4 juta.
Di sisi lain, mungkin sebagian besar orang masih penasaran mengapa Nepal memiliki nama mata uang yang sama dengan India, yakni rupee? Hal itu dikarenakan letak Nepal yang sangat berdekatan dengan India.
Selain Nepal, Pakistan dan Sri Lanka juga memiliki mata uang rupee. Melansir situs Uang Indonesia, rupee Nepal diperkenalkan sejak tahun 1932. Sebelum menggunakan rupee, masyarakat Nepal terlebih dahulu menggunakan moher perak. Adapun nilai moher perak kala itu adalah 2 moher setara dengan 1 rupee.
Meskipun memiliki nama yang sama, namun India dan Nepal mempunyai kode uang yang berbeda. Jika India hadir dengan simbol INR, Nepal memiliki kode NPR.
Melansir Okezone, Deputi 2 Bidang Perencanaan dan Pengembangan BP Batam Junino Jahja mengatakan Peruri pernah bekerja sama dengan Bangladesh untuk mencetak Taka di tahun 2011 lalu. Adapun, Bank Bangladesh sebagai bank sentral di negara itu mengeluarkan uang Taka selain nominal 1 dan 2 Taka. Sebab, nominal 1 dan 2 Taka berada di bawah tanggung jawab Menteri Keuangan.
Global Exchange menyebut Bangladesh menggunakan taka sebagai mata uangnya pada tahun 1972. Sebelumnya, negara itu menggunakan mata uang rupee Pakistan.
Dalam setiap uangnya, Gubernur Bank Sentral akan memberikan tanda tangan. Tentunya, terkecuali pada nominal 1 taka dan 2 taka. Memiliki simbol Tk, taka diambil dari bahasa sansekerta, yakni tanka. Istilah itu digunakan untuk menunjukkan koin perak masa kuno.
Sri Lanka
Peruri tercatat sukses dalam mencetak mata uang Sri Lanka di tahun 2011. Rupee Sri Lanka berhasil diedarkan dan menaikkan pamor Peruri sebagai perusahaan pencetak uang terpercaya asal Indonesia.
Negara dengan mata uang rupee Sri Lanka ini menggunakan bahasa resminya, Sinhalese dan Tamil. Kedua bahasa itu tetap digunakan, meskipun sebagian besar masyarakat Sri Lanka mampu berbahasa Inggris.
Mata uang rupee ini resmi menjadi milik Sri Lanka usai lepas dari belenggu penjajahan Inggris di tahun 1948. Sama seperti negara-negara lainnya, jenis uang yang diedarkan di Sri Lanka berupa kertas dan logam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar