Senin, 08 Agustus 2022

PERSIB FOOTBALL CLUB INFO:CHANGE COACH OR DEGRADATION

Persib Evaluasi Mendalam Setelah Digulung Borneo FC di BRI Liga 1, Robert Alberts Segera Out?




Persib Bandung masih gagal menang dalam tiga partai BRI Liga 1 2022/2023. Tim berjulukan Pangeran Biru itu dua kali kalah dan sekali seri.

Persib Bandung memulai BRI Liga 1 dengan bermain imbang 2-2 di kandang Bhayangkara FC. Tim Maung Bandung lalu kalah 1-3 dari Madura United di hadapan Bobotoh. 

Terbaru, Persib dihajar Borneo FC Samarinda 1-4 dalam pekan ketiga BRI Liga 1 di Stadion Segiri, Samarinda, Minggu (7/8/2022).

Buntut kekalahan telak dari Borneo FC, Persib Bandung dalam tekanan besar. Pelatih Pangeran Biru, Robert Alberts diminta keluar oleh Bobotoh yang menyuarakannya di media sosial.

Nasib Robert Alberts Belum Ditentukan

Persib Bandung belum mengambil tindakan untuk kinerja Robert Alberts, setidaknya hingga Senin (8/8/2022) siang WIB. Namun, Pangeran Biru berjanji untuk menggelar evaluasi menyeluruh.

"Persib akan segera memperbaiki penampilan agar bisa meraih positif dalam laga selanjutnya," tulis Persib dalam lamannya.

"Langkah tersebut akan ditempuh melalui evaluasi secara mendalam. Evaluasi dilakukan dengan merujuk kepada raihan Pangeran Biru di tiga laga Liga 1, termasuk kealahan 1-4 dari Borneo FC," ujar Pangeran Biru.

Persib Kecewa 

"Persib pun kecewa dengan hasil yang didapatkan di awal musim ini. Sebab, Persib selalu menginginkan hasil terbaik dalam setiap pertandingan," kata Persib.

"Persib juga memahami raihan satu poin dari tiga pertandingan bukanlah hasil yang memuaskan, baik bagi para pemain, tim pelatih, klub hingga Bobotoh."

"Karena sejatinya, Pangeran Biru selalu berusaha bisa meraih kemenangan di setiap pertandingan," terang Persib dalam narasinya.

Incar 3 Poin Lawan PSIS

Robert Alberts menjamin Persib akan mati-matian untuk merebut tiga angka ketika menjamu PSIS Semarang dalam pekan keempat BRI Liga 1 pada 13 Agustus 2022 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

"Kami harus segera berbenah. Kami juga akan memastikan pada laga kandang selanjutnya bisa meraih tiga poin," imbuh Robert Alberts.

"Kami harus bersatu. Kami kehilangan terlalu banyak poin, termasuk tiga angka hari ini. Kami tidak bisa terus kehilangan poin karena kami ingin menjadi pesaing dalam perebutan gelar juara," tutur arsitek asal Belanda itu.

Apa yang Salah dengan Persib?

Persib Bandung berada di zona degradasi pada awal musim Liga 1 2022/2023 ini. Apa yang salah dengan Maung Bandung sehingga seterpuruk ini?

Ditinjau dari komposisi skuad, Persib sama sekali tak layak di papan bawah klasemen. Dari 28 pemain yang didaftarkan Persib, 17 di antaranya memiliki DNA Timnas Indonesia.

Untuk posisi penjaga gawang ada Teja Paku Alam yang kualitasnya tidak diragukan. Lini pertahanan pun sama sekali tak bisa diremehkan karena ada Victor Igbonefo, Achmad Jufriyanto, hingga Nick Kuipers.

Lini tengah lebih garang lagi. Marc Klok, Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya, hingga Dedi Kusnandar kiranya sudah menggambar bagaimana mewahnya lapisan skuad tim asuhan Robert Rene Alberts ini.

Untuk lini depan, ada Ezra Walian, David da Silva, Ciro Alves, Febri Hariyadi, hingga Frets Butuan. Nama-nama ini sejak musim perdananya tampil di Liga Indonesia sudah menggebrak.

Namun mengapa Persib bisa seterpuruk ini? Jawaban paling mudah yang bisa menjadi alibi adalah badai cedera. Sejak pekan pertama kompetisi Persib tak bisa tampil dengan skuad terbaik.

Ciro, Igbonefo, Kambuaya, dan Febri absen pada laga perdana melawan Bhayangkara FC (24/7). Absennya pemain ini membuat pelatih Robert Alberts mereposisi Irianto sebagai bek tengah dan Zalnando sebagai winger. Dampaknya Persib berbagi angka lewat skor 2-2.

Pertandingan kedua pada 30 Juli di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang diharapkan jadi titik kebangkitan malah sebaliknya. Beckham Putra dan kawan-kawan dipermalukan Madura United 1-3.

Memasuki pekan ketiga Febri dan Kambuaya kembali. Namun kehadiran dua pemain ini ternyata tak bisa mengangkat mentalitas tim yang sedang terpuruk. Persib tumbang di hadapan Borneo FC dengan skor1-4 pada 7 Agustus.

Masalahnya, dengan kedalaman skuad yang dimiliki Persib saat ini, absennya beberapa pemain tak bisa dijadikan kambing hitam. Sistem permainan Persib tak sepantasnya seburuk itu.

Jika dilihat sekilas dari tiga pertandingan awal Liga 1 2022/2023, Persib terlalu mengandalkan kualitas individu pemain. Hal ini yang membuat lawan bisa 'menghabisi' si Pangeran Biru.

Passing dan Shooting Buruk

Musim ini bukan kali pertama Persib mengalami kesulitan pada awal kompetisi. Sejak era Liga Indonesia pada 1994 ada periode lain yang sulit dijalani Persib.

Itu terjadi pada musim 2003. Persib mengawali tiga pertandingan awal musim dengan sekali kalah dan dua kali imbang atau mengumpulkan dua poin. Pada akhir musim Persib berada di peringkat ke-16.

Musim ini perolehan poin Persib lebih buruk dari edisi 2003. Tim asuhan Robert Rene Alberts ini hanya mengumpulkan satu poin dari tiga pertandingan. Ini yang terburuk sejak 1994.

Mengapa bisa demikian? Mari kita lihat dari statistik. Dalam ball possession Persib hanya menang saat melawan Bhayangkara FC, tetapi hasilnya takluk 1-3.

Ternyata, meski dominan menguasai permainan, shoot on target Persib negatif. Dalam laga tersebut tim yang berdiri pada 1933 itu hanya melepas 4 tembakan, berbanding 8 dengan Madura United.

Tak hanya itu, pola serangan Persib lewat sayap tidak efektif. Saat takluk dari Madura United misalnya, ada 22 umpan silang yang diciptakan, tetapi hanya lima yang sukses atau tepat sasaran.

Persoalan lain umpan sukses Persib lebih rendah dari lawan, dan ini kiranya jadi rapor paling kelam. Umpan sukses Persib hanya 229, 119, dan 197 dalam tiga laga awal, yang itu lebih buruk dari lawannya.

Pertanyaan selanjutnya, apakah pemecatan Robert Rene Alberts bisa menjadi solusi? Bisa ya, bisa juga tidak. Biasanya pergantian pelatih membuat nuansa baru yang memberi pencerahan.

Pelatih asal Belanda ini sudah bersama Persib sejak musim 2019. Pada musim perdananya di peringkat ke-6, lantas menjadi runner up pada 2021/2022. Performa Persib bersama Albert meningkat.

Pada musim keempatnya, dengan fakta musim kedua yakni 2020 hanya berlangsung tiga pekan, fase kejenuhan mulai mengadang. Jika Alberts bisa membangkitkan semangat juang tim, situasinya bisa berbalik positif.

Pulihnya pemain-pemain kunci dari cedera bisa menjadi momentum pencerahan. Dengan kembalinya pemain-pemain kunci, masalah teknis Persib dan Alberts semestinya teratasi.

Akan tetapi apabila Pangeran Biru masih juga 'bermasalah' hingga pekan kelima dan keenam, sekalipun dengan skuad lengkap, kiranya sudah pantas pelatih 67 tahun ini diistirahatkan.

3 pelatih yang pantas gantikan posisi

Miljan Radovic

Mantan pemain Persib ini kembali masuk dalam radar. Ini cukup mengejutkan sebab pria asal Yugoslavia tersebut sempat menangani Maung Bandung pada 2019 dan tidak berumur panjang.

Radovic dikontrak pada 9 Januari 2019 dan dipecat pada 3 Mei 2019. Setelah pemecatan tersebut Radovic terus meningkatkan kapasitasnya dan dianggap mengalami perkembangan signifikan.

Pada musim 2020/2021 Radovic menangani FK Sutjeska Niksic dan menempati peringkat kedua Liga Montenegro. Ini membuat Sutjeska berhak tampil di babak kualifikasi Liga Europa.

Mario Gomez

Berikutnya nama mantan pelatih Persib lainnya, Mario Gomez disebut-sebut kembali. Gomez merupakan pelatih yang menggantikan Emral Abus pada Mei 2018. Pada musim tersebut Persib di peringkat keempat.


Nama Gomez disebut-sebut karena statistik permainan Persib di bawah Gomez dianggap lebih baik ketimbang saat ini. Pencapaian Persib di era Gomez dinilai tidak maksimal karena saat itu mendapat sanksi main di luar Bandung.

Seperti sadar ada peluang kembali, pelatih asal Argentina tersebut memberi 'kode' ingin kembali. Lewat media sosial miliknya, Gomez mengaku kangen dengan bobotoh, suporter Persib.

Paul Munster

Mantan pelatih Bhayangkara FC ini sedang menganggur. Lewat media sosial pribadinya Munster terlihat memantau persaingan Liga 1 2022/2023, termasuk pertandingan Persib.

Racikan pria asal Irlandia tersebut cukup meyakinkan selama di Liga 1. Pada 2019 ia membawa The Guardian di peringkat keempat klasemen akhir, sedangkan musim 2021/2022 di peringkat ketiga.

Munster disebut-sebut bobotoh karena racikan strateginya dianggap menjanjikan. Permainan Bhayangkara FC selama tiga musim di tangannya jadi acuan mengharap kehadiran Munster.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERITA TERBARU DAN TERUPDATE*.zippyshare.com

Erick Thohir Pertegas Kesiapan Mundur, Akan Evaluasi Besar-besaran Usai Arab Saudi

News Update and market place Erick Thohir Pertegas Kesiapan Mundur, Akan Evaluasi Besar-besaran Usai Arab Saudi 17 November 2024, 21:27 WIB ...