Dulu Mati-matian Merdeka dari Indonesia, Begini Nasib Timor Leste Sekarang, Yuk simak Penjelasannya
BERITA TERBARU DAN TERUPDATE -Perjuangan Timor Leste dalam meraih kemerdekaan tidaklah mudah. Hingga merdeka pun tetap saja kesulitan.
Membangun Negeri tentu perkara yang tidak murah. Banyak hal yang harus diperbaiki, membutuhkan anggaran besar dan kekompakan rakyat bersama pemerintahnya. Itulah yang dialami Timor Leste saat ini.
Gagal jadi negara kaya, merdeka justru tidak menjamin kesejahteraan. Belum lagi dibuat tekor ulah negara lain, yang menyadap sumber daya alam Timor Leste demi meraup keuntungan.
Bagaimana nasib Timor Leste di Era sekarang?
Mengutip dari Akun Youtube Teknologi Populer, disebutkan bahwa malang betul nasib Timor Leste ingin pisah dari Indonesia.
Pilihan itu nyatanya gagal mewujudkan impian mereka jadi Negara kaya.
Permasalahan Indonesia sejak tahun 1997-1998 membuat kita dilanda krisis ekonomi hingga membuat Timor Leste semakin ngotot untuk merdeka atas kepemilikan sumber daya alam mereka berupa kekayaan gas diyakini mampu membawa keuntungan tetapi tidak mampu menutup kebutuhan negeri menurut info Wikipedia Ekonomi Timor Leste dikelompokkan sebagai ekonomi berpendapatan rendah oleh Bank Dunia
Timor Leste pun merobek perjanjian pengaturan Maritim tertentu di laut Timor dan membawa Australia ke denhark untuk menyelesaikan perselisihan.
Perdana menteri Timor Leste saat itu Mari Alkatiri menyebutkan penyadapan yang dilakukan Australia sebagai bentuk kejahatan sementara itu dari pihak Australia bantuan Australia seolah mengijinkan Australia untuk memperlakukan Timor Leste seperti yang Australia inginkan.
Pada tahun 2019 di Australia SCOTT MORRISON menerima undangan Timor Leste untuk menyaksikan hari referendum Timor Leste.
Mereka akan di sambut hangat di Dili untuk memperluas peran Australia sebagai donatur bantuan asing terbesar di Timor Leste. Namun witness key masih terjebak dalam proses hukum yang membingungkan.
Perjanjian perbatasan yang di menangkan dengan pahit ini tetap tidak diratifikasi oleh Parlemen Australia dan sampai saat ini Australia memang memperoleh jutaan dollar perbulan dari laut timor.
Tapi telah disepakati itu bukan milik Australia. Penandatanganan perjanjian perbatasan pada Maret tahun 2018 politisi asal Australia memuji adanya babak baru dalam hubungan bilateral.
Baginya sekarang ia hanya melihat kisah menyedihkan mencuri kekayaan, memata-matai teman dan menuntut orang-orang pemberani mengatakan hal sebenarnya tentang apakah ada pergolakan kembali ingin merebut kekayaan Timor Leste.
Nasib Timor Leste belum juga menemukan kejayaan. Pemerintah di sana harus bekerja keras bagaimana mengelola sumber daya alam lalu dimanfaatkan untuk pembangunan negeri.
Akankah nasib baik dirasakan Timor Leste dimasa mendatang atau terus melarat dalam Kesemoggaan.
Timor Leste tak lagi sanggup membendung kepedihan setelah pisah dari Indonesia. Terlalu percaya diri bagus, memang hanya berani menyuarakan aspirasi rakyat tapi tidak lihat nasib bangsa di pertaruhkan, rakyat kini nelangsa.
Terlalu percaya diri akan kekayaan alam ternyata kemakmuran tak kunjung didapatkan. Bayangkan saja Timor Leste tak mampu mengelola gas yang disediakan alam, malah memberikan kepada Negara lain. Kandungan gas mereka di keruk habis, Timor Leste kemudian ditinggalkan.
Benarkah Timor Leste menyesal?
Meninggalkan Indonesia 23 tahun Timor Leste berjuang memperbaiki nasib pada tanggal 30 Agustus tahun 1999 dalam sebuah referendum yang di sponsori langsung PBB mayoritas rakyat Timor-timur kala itu memilih untuk merdeka dari Indonesia pada tanggal 20 Mei 2002 berhasil merdeka, meski masih ada masyarakatnya basis satu hati di bumi Pertiwi, sayangnya suara mereka kalah dari mayoritas kontra Indonesia.
94325 atau 21,5% saja penduduk Timor Timur yang memilih stay di Indonesia tentu kalah dan harus ikut pemerintah Timor Leste.
Australia menjadi negara yang paling membela dan siap membantu Timor Leste untuk keluar dari Indonesia.
Kemerdekaan sudah digenggam kekayaan alam pun di lirik negara yang membantunya untuk Jadi negara mandiri.
Seperti yang di ketahui bahwa negara Timor Leste baru merdeka pasukan interfet atau pasukan perdamaian Internasional yang di pimpin Australia langsung mendarat di Timor Leste tentu saja ingin memastikan perdamaian itu dirasakan rakyat bumi lorosae.
Australia memimpin pasukan perdamaian terdiri dari 11.000 orang dari 22 negara dan ketika itu jadi salah satu yang di anggap sebagai kesuksesan terbesar, sayangnya melisi para militer yang pro Indonesia marah menanggapi perlawanan yang dinilai terlalu keras seperti meruntuhkan kota membakar bangunan dan melenyapkan banyak nyawa sekitar 1500 warga timur tewas akibat adanya pertempuran campur tangan asing di timur.
Puluhan ribu warga meninggalkan rumah mencari tempat aman ke gunung sementara pasukan Indonesia memaksa lebih dari 3000 orang melewati perbatasan darat ke Timor Barat kala itu Australia jadi kunci dalam keputusannya.
Campur tangan Australia yang sejatinya malah memberikan kerusuhan di negara orang.
Australia pergi ke Timor Leste berpegang pada prinsip ingin mengamankan kedaulatan negara tetangga barunya itu. Dua bulan sebelum kemerdekaan penuh Timor Leste dipulihkan.
Australia malah menarik pengakuannya atas yurisdiksi Mahkamah Internasional untuk menyelesaikan perselisihan batas laut.
Di sinilah diskusi dilakukan oleh Timor Leste membahas cadangan minyak dan gas yang di kubur jauh dalam laut Timor.
Apa hasil diskusinya?
Australia mengambil pendekatan bullish dalam negosiasi atas kekayaan minyak dan gas multi miliar dollar.
Negosiasi itu menghasilkan beberapa perjanjian untuk menggunakan sumber daya tetapi tidak ada batas permanen pendekatan Australia dengan maksud ingin menghindari batas laut karena mereka tau betul mereka mengklaim sumber daya yg bukan haknya untuk diambil sebab jika ada batas maka hak pengambilan sumber daya alam bahkan jatuh secara sah ke tangan Timor Leste.
Jadi Australia berencana untuk menghindarinya, rencana ini sebenarnya sudah digagalkan di tahun 2012 beredar kabar bahwa Bangtan perwira intelejen AS dikenal sebagai witness key mengungkapkan kalau Australia telah menyadap ruang-ruang di Timor Leste untuk mendapatkan keuntungan dalam negosiasi itu.
Renovasi pembangunan yang di danai bantuan Australia dan mengirim teknis memasang alat-alat pendengaran agar Australia mendapatkan informasi yang dibutuhkan demi mengubah negosiasi dengan cara mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar