Sudah dekat,
5 Tanda Resesi Mengintai Ekonomi AS
BERITA TERBARU DAN TERUPDATE, kenaikan suku bunga acuan yang agresif akan memperlambat aktivitas ekonomi di Negeri Paman Sam tersebut.
Selain lonjakan inflasi yang diikuti kenaikan bunga acuan, sebenarnya ada tanda lain yang menunjukkan ekonomi AS sedang di ambang resesi.
Mengutip CNN Business, berikut tanda-tanda tersebut:
Lihat Juga :5 NEGARA BANGKRUT TERMASUK ARGENTINA
1. Penurunan Harga Tembaga
Harga tembaga anjlok mencapai posisi terendah 16-bulan pada Kamis (23/6) setelah turun lebih dari 11 persen dalam dua minggu terakhir. Penurunan itu menjadi berita buruk bagi investor yang memandang harga tembaga sebagai penentu arah ekonomi global.
Maklum, tembaga banyak digunakan sebagai bahan konstruksi. Ketika harga turun, itu semua menunjukkan permintaan atas tembaga juga berkurang. Ketika permintaan berkurang artinya ekonomi mengalami kontraksi.
"Harga tembaga baru mulai memperhitungkan fakta bahwa pertumbuhan global melambat," kata Direktur Strategi Komoditas di TD Securities Daniel Ghali.
2. Indeks Pembelian Manajer
Indeks yang dirilis oleh S&P Global pada Kamis lalu menunjukkan output sektor swasta AS melambat tajam pada Juni.
Kepala ekonom bisnis di S&P Global Market Intelligence Chris Williamson mengatakan produsen barang-barang non-esensial mengalami penurunan pesanan karena konsumen berjuang dalam menghadapi kenaikan harga.
"Kepercayaan bisnis sekarang berada pada tingkat yang biasanya menandakan penurunan ekonomi, menambah risiko resesi," kata Williamson.
Lihat Juga :https://2fwawanhernawan.blogspot.com/2022/06/negara-republik-sosialis-demokratis-ini.html?m=1
3. Sentimen Konsumen
Survei University of Michigan yang yang dirilis pada Jumat (24/6) lalu menunjukkan sentimen konsumen AS mencapai rekor terendah baru pada Juni ini. Pasalnya, sentimen itu berada di level terendah yang tercatat sejak universitas tersebut mulai mengumpulkan data 70 tahun yang lalu.
Sekitar 79 persen dari konsumen di AS memperkirakan saat-saat buruk bagi bisnis di AS terjadi pada mendatang. Menurut mereka, 47 persen dari konsumen yang disurvei menyalahkan inflasi sebagai biang kerok kekacauan ekonomi di AS karena telah mengikis kemampuan warga AS memenuhi kebutuhan hidup.
"Seiring lonjakan harga yang terjadi, konsumen di AS semakin merasa tidak punya pilihan selain menyesuaikan pola pengeluaran, apakah melalui substitusi barang atau atau dengan cara lain," kata Direktur Survei Konsumen University of Michigan Joanna Hsu.
Lihat Juga :https://2fwawanhernawan.blogspot.com/2022/06/turkiyemata-uang-lira-negara-tukiye.html?m=1
4. Lonjakan Harga Gas
Lonjakan harga gas di AS membuat warga AS merasakan dampaknya. Mereka mulai mengurangi permintaan.
"Aksi ini memberi kekhawatiran resesi bakal terjadi," tulis kepala investasi di Bleakley Advisory Group Peter Boockvar.
5. Penjualan Perumahan merosot
Harga-harga yang melonjak membuat orang AS kesulitan untuk memiliki rumah. Penurunan kemampuan itu membuat penjualan rumah anjlok.
Lennar misalnya. Pengembang ini sahamnya turun hampir 45 persen tahun ini.
Lihat Juga :https://2fwawanhernawan.blogspot.com/2022/06/masjid-al-aqsa-terancam-runtuh-setelah.html?m=1
Resesi di Amerika Serikat (AS) bukan lagi wacana. Hal ini sudah berada di depan mata, melihat situasi inflasi dan respons bank sentral AS Federal Reserve (the Fed) dalam beberapa waktu terakhir.
Demikianlah diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (23/6/2022)
"Resesi di AS makin dibahas dan terjadinya makin nyata dilihat berbagai pandangan dan consumer confident menurun tajam dan hantu resesi di AS mulai disebut oleh berbagai ekonom dan policy maker menyebabkan ekonomi di AS jadi faktor yang mempengaruhi outlook ekonomi dunia," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar