Tinggalkan China, Jepang & AS Siap 'Kuasai'
Luar Angkasa
Https://www.2fwawanhernawan.blogspot.com
Jepang dan Amerika Serikat (AS) siap menggabungkan kekuatan untuk 'menguasai' luar angkasa, sekaligus mengungguli saingan terberat mereka, China.
Tokyo mengatakan pihaknya berharap untuk menempatkan salah satu astronotnya di permukaan bulan pada paruh kedua dekade ini sebagai bagian dari program Artemis NASA untuk mengembalikan manusia ke bulan. Jika itu terealisasi, Jepang akan menjadi negara pertama di luar AS yang mengirim astronotnya ke permukaan bulan.
Budayakan membaca saya rasa anda akan menyukainya
Adapun, Jepang memiliki program luar angkasa yang ekstensif, terutama berfokus pada pengembangan peluncur dan wahana antariksa.
Hanya saja, Negeri Sakura tidak memiliki program penerbangan manusia dan masih mengandalkan AS serta Rusia untuk membawa astronotnya ke luar angkasa. Tercatat lebih banyak orang Jepang yang mengunjungi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selain warga Amerika Serikat dan Rusia.
Menurut laporan Kyodo, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (23/5/2022), kerja sama luar angkasa kemungkinan akan muncul selama pertemuan Presiden AS Joe Biden dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Biden mengunjungi Tokyo minggu ini sebagai bagian dari perjalanan Asia pertamanya sejak menjabat.
Ambisi ruang angkasa Jepang dan investasi disambut baik oleh AS yang ingin tetap berada di depan China dalam perlombaan ruang angkasa baru yang potensial.
Perlu diketahui, Beijing berencana untuk menyelesaikan stasiun luar angkasa pertamanya pada akhir tahun ini.
Badan antariksa Jepang, JAXA, tahun lalu membuka kembali perekrutan astronot untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Jepang akan membantu Badan Antariksa Eropa (ESA) membangun modul habitat utama dari pos orbit bulan yang direncanakan AS, Gateway, yang akan digunakan dalam pendaratan di bulan.
Jepang juga membangun modul eksperimen Kibo di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan misi pasokan telah diangkat ke luar angkasa oleh roket peluncuran beratnya.
Industri kedirgantaraan Jepang memang sempat dibongkar pada akhir Perang Dunia Kedua, tetapi industri luar angkasanya telah dibangkitkan melalui industri kelas berat seperti Mitsubishi Heavy Industries dan Mitsubishi Electric.
Roket MHI yang diluncurkan dari Pusat Luar Angkasa Tanegashima di pulau barat daya Kyushu telah mengirimkan muatan termasuk satelit Michibiki yang telah mendukung sistem penentuan posisi global (GPS) AS di Asia.
Sementara itu, peluncuran roket H3 baru yang dikembangkan oleh MHI dan JAXA tertunda awal tahun ini karena masalah mesin.
Di sisi lain, pertumbuhan industri ruang angkasa swasta AS yang berpusat pada perusahaan seperti SpaceX milik Elon Musk telah mengubah pasar untuk layanan peluncuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar