Latvia Berlakukan Kembali Wajib Militer di Tengah Ancaman Rusia
Menteri Pertahanan, Latvia Artis Pabriks, pada hari Selasa 5 Juli 2022, mengatakan negara Baltik itu akan mengembalikan wajib militer setelah meningkatnya ketegangan dengan negara tetangga Rusia selama perang di Ukraina.
"Sistem militer Latvia saat ini telah mencapai batasnya. Sementara itu kami tidak memiliki alasan untuk berpikir bahwa Rusia akan mengubah perilakunya," kata Pabriks.
Latvia telah menghentikan program wajib militer beberapa tahun setelah bergabung dengan aliansi pertahanan NATO. Sejak 2007, para anggota militer Latvia hanya merupakan tentara karir, dan tentara sukarela Garda Nasional, yang bertugas di infanteri paruh waktu di akhir pekan.
Negara berpenduduk kurang dari dua juta orang itu berbatasan dengan Belarus dan Rusia. Negara anggota Uni Eropa itu hanya memiliki 7.500 tentara tugas aktif dan anggota Garda Nasional, didukung oleh 1.500 tentara NATO.
Pabriks mengatakan wajib militer akan berlaku untuk pria dan mulai berlaku tahun depan, dengan beberapa opsi tersedia untuk memenuhi persyaratan tersebut.
Seorang prajurit Garda Nasional, Gatis Priede, menyebut langkah itu sebagai "berita terbaik", dan mengatakan keputusan itu seharusnya dibuat setelah Rusia mencaplok Krimea pada 2014.
"Ini adalah hal yang benar, untuk melatih lebih banyak pasukan cadangan untuk tentara kami dan untuk kekuatan NATO secara keseluruhan, yang masih sangat kurang di kawasan Eropa Utara dan Baltik," kata Priede kepada AFP seperti dilansir The National News.
Pabriks juga mengumumkan rencana untuk membangun pangkalan militer lain di dekat kota Jekabpils di tenggara, lebih dekat ke perbatasan Rusia daripada pangkalan Adazi yang ada.
Menteri Pertahanan, Latvia Artis Pabriks, pada hari Selasa 5 Juli 2022, mengatakan negara Baltik itu akan mengembalikan wajib militer setelah meningkatnya ketegangan dengan negara tetangga Rusia selama perang di Ukraina.
"Sistem militer Latvia saat ini telah mencapai batasnya. Sementara itu kami tidak memiliki alasan untuk berpikir bahwa Rusia akan mengubah perilakunya," kata Pabriks.
Latvia telah menghentikan program wajib militer beberapa tahun setelah bergabung dengan aliansi pertahanan NATO. Sejak 2007, para anggota militer Latvia hanya merupakan tentara karir, dan tentara sukarela Garda Nasional, yang bertugas di infanteri paruh waktu di akhir pekan.
Negara berpenduduk kurang dari dua juta orang itu berbatasan dengan Belarus dan Rusia. Negara anggota Uni Eropa itu hanya memiliki 7.500 tentara tugas aktif dan anggota Garda Nasional, didukung oleh 1.500 tentara NATO.
Pabriks mengatakan wajib militer akan berlaku untuk pria dan mulai berlaku tahun depan, dengan beberapa opsi tersedia untuk memenuhi persyaratan tersebut.
Seorang prajurit Garda Nasional, Gatis Priede, menyebut langkah itu sebagai "berita terbaik", dan mengatakan keputusan itu seharusnya dibuat setelah Rusia mencaplok Krimea pada 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar