Sejarah Tempe, Makanan Indonesia yang Jadi Google Doodle Saat Ini
Bukan tanpa alasan Google memilih tempe menjadi Google Doodle hari ini. Karena menurut Google, protein nabati bergizi ini merupakan makanan fermentasi asal Indonesia yang usianya diperkirakan sudah mencapai empat abad alias 400 tahun.
Tempe Mendoan yang digambarkan dalam Doodle adalah salah satu varietas tempe goreng di Indonesia. Makanan ini menjadi ikon sebagai Warisan Budaya Takbenda pada Sabtu, 29 Oktober 2021.
BAHAN TEMPE
Tempe dibuat dari kacang kedelai, tetapi bisa juga dibuat dari kacang-kacangan atau biji-bijian lain dengan fermentasi yang sama. Mendoan adalah tempe goreng dan berasal dari bekas Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah.
Mendoan berasal dari bahasa Banyumasan yaitu mendo yang artinya setengah matang atau lembek. Seperti kita ketahui, tempe mendoan digoreng dalam minyak dalam waktu singkat alias “setengah matang”.
Tempe pertama kali didokumentasikan pada tahun 1600-an di Desa Tebayat, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia. Tempe tercatat dalam Serat Centhini, sebuah kitab ajaran masyarakat Jawa yang ditulis dalam bentuk syair dan terdiri dari 12 jilid. Serat Centhini diterbitkan pada abad ke-17 atau 1815 di bawah Raja Pukubuwono V dari Kerajaan Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
Tidak hanya di Indonesia, makanan seperti tempe juga diproduksi di China, yaitu kedelai koji atau douchi yang terbuat dari kacang hitam atau kuning yang difermentasi. Selain Douchi dari China, ada juga Natto dari Jepang, yaitu kedelai yang difermentasi dengan Bacillus subtilis.
Berdasarkan catatan Serat Centhini, Tempa yang ada sebelum tahun 1800 memiliki hubungan dengan budaya pendatang Tionghoa di masa lalu. Pendatang Tionghoa yang datang ke Indonesia pertama kali memperkenalkan pembuatan tahu ke Jawa pada abad ke-17, namun tidak diketahui siapa yang menemukannya, sehingga tempe menjadi kearifan lokal bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar