Bandara 'Konglomerat' Gudang Garam Bisa Layani Umrah
Jakarta, CNBC Indonesia - Bandara Internasional Dhoho Kediri yang dikelola oleh PT Surya Dhoho Investama anak usaha dari PT Gudang Garam Tbk (GGRM), bakal beroperasi pada Oktober 2023. Nantinya bandara ini juga akan dijadikan sebagai embarkasi haji maupun umrah di Jawa Timur.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, bandara ini merupakan yang pertama kali dibangun oleh swasta, tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Nantinya bandara ini akan memiliki panjang lintasan mencapai 3.000 meter, memenuhi sebagai landasan untuk pesawat dengan muatan yang besar. Karenanya, bisa digunakan sebagai keberangkatan jamaah haji dan umrah.
"Jadi nanti haji di sekitar Kediri itu akan dengan mudah ke Tanah Suci atau umrah pun. Ini dari Garuda dari Batik juga sudah melirik 'boleh gak saya ke sana' boleh," kata Budi Karya Sumadi dalam acara penandatanganan perjanjian Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), di Jakarta, Rabu (7/9/2022).
Jadi, lanjut Budi Karya, penerbangan haji dan umrah tidak lagi perlu dari Kediri dan sekitarnya tidak lagi perlu harus jauh-jauh ke Surabaya atau Jakarta.
Budi Karya juga menjelaskan Kerjasama Operasi (KSO) dari bandara yang dibangun Gudang Garam ini bersama, Angkasa Pura I dengan nilai Rp 6,6 triliun.
Sementara itu, Direktur Gudang Garam Istata Taswin Siddharta mengatakan pengoperasian bandara ini ditargetkan mulai akhir tahun 2023.
"Bandara Dhoho ditargetkan akan beroperasi pada Oktober 2023 mendatang," katanya.
Mengutip keterangan hingga Juni 2022 lalu progres pembangunan Internasional Dhoho Kediri ini mencapai 50%, di mana untuk progres pekerjaan tanah sudah 83,16%, pada sisi udara atau airside 15,35% dan sisi darat 3,06%.
Adapun Bandara yang dibangun dengan nilai investasi mencapai Rp 6 triliun ini memiliki terminal penumpang seluas 18.000 meter persegi ini diproyeksikan berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun
Luhut Cerita Bos Gudang Garam Rogoh Rp6,6 Triliun Bangun Bandara Kediri
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luht B. Pandjaitan bercerita tentang pendiri Gudang Garam yang rela merogoh kocek Rp 6,6 triliun untuk membangun bandara di Kediri, Jawa Timur.
Luhut menuturkan, awal mulanya pendiri Gudang Garam Susilo Wonowidjojo datang kepadanya saat menjabat Menteri ESDM pada 2016 dan mengutarakan keinginannya untuk membangun bandara.
Namun sayangnya perkembangan tersebut masih terbentur sejumlah regulasi yang dibahas bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Selain regulasi, masalah pembebasan lahan juga menjadi isu utama dalam proyek ini.
Tak hanya itu, isu pembebasan lahan juga menjadi isu krusial atau isu utama dalam pembangunan bandara. Luhut juga menilai proyek ini bersejarah karena penandatanganan ini merupakan unsolicited KPBU Bandara pertama di RI.
"Waktu mau bangun bandara ini, yang bikin saya bungkam adalah Pak Susilo, Direktur Gidang Garam, mengatakan pada dasarnya semua uang itu dari dia, tinggal izin dari pemerintah," ujarnya. Rabu (7/9/2022).
Luhut kemudian menanggapi positif rencana tersebut. Mengingat pembangunan bandara tidak hanya satu proyek saja tetapi juga berimplikasi pada lingkungan ekonomi.
"Yah, menurut saya bagus kalau kita tinggal dengan izin. Tapi ternyata masih ada aturan yang harus kita ikuti, jadi mari kita cari aturan itu. Sampai hari ini, saya pikir ini jalan yang bagus," katanya. ditambahkan.
Perjanjian kerjasama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU) Bandara Baru Kediri resmi ditandatangani hari ini, Rabu (7/9/2022).
Bandara di Kediri, Jawa Timur ini merupakan bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan murni pembiayaan swasta tanpa menggunakan dana negara (APBN).
Menko Luhut mengapresiasi PT Surya Dhoho Investama yang berinisiatif membangun bandara baru. Apresiasi juga disampaikan kepada Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah dan instansi terkait yang telah mendukung kelancaran proses pembebasan lahan, perizinan dan proses lainnya terkait percepatan pembangunan bandara.
Pada kesempatan yang sama, Hub Minister Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa pengembangan bandara dengan model KPBU unsolicited ini dapat diikuti oleh perusahaan swasta lainnya.
Lebih lanjut Kemenhub menjelaskan, keberadaan Bandara Kediri Baru dapat digunakan untuk penerbangan niaga, umrah, dan haji. Banyak masyarakat di Kediri dan sekitarnya yang ingin menunaikan ibadah umroh dan tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta dan Surabaya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Suryo Dhaha Investama yang juga Direktur Gudang Garam Tbk. Istata Taswin Siddharta mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan kepercayaan sebagai inisiator proyek unsolicited KPPU Bandara Kediri
.“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Jawa Timur dan Bupati Kediri yang telah membantu kelancaran pembangunan bandara ini. Semoga dengan hadirnya bandara ini dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan ekonomi masyarakat khususnya di wilayah selatan Jawa,” ujarnya.
Berdasarkan hasil pengadaan yang telah dilakukan, KSO antara PT Suryo Dhaha Investama dengan PT Angkasa Pura I (Persero) telah ditetapkan sebagai Pemenang dengan durasi kerjasama 50 tahun sejak bandara mulai beroperasi.
Total nilai investasi mencapai Rp 10,8 triliun. Rinciannya, tahap I Rp6,6 triliun, tahap II Rp1,2 triliun, dan tahap III Rp3 triliun.
Dengan pengembangan tersebut, kapasitas penumpang bandara Level I dapat menampung 1,5 juta penumpang per tahun, Level II 4,5 juta penumpang per tahun dan Level III 10 juta penumpang per tahun.
Bandara ini ditargetkan bisa beroperasi pada akhir 2023. Bandara ini diproyeksikan bisa melayani pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777-300ER.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar